Rabu, 12 November 2014

Opini : Pembangunan Ekologis antara Perumahan Swasta atau Pemukiman Otonom

30 Oktober 2014

Pengertian pembangunan multidisiplin ilmu sangat bermacam-macam tergantung dari sudut keilmuan mana pembangunan tersebut dipandang. Pembangunan dari segi arsitektural dapat diartikan sebagai usaha perbaikan atau pertumbuhan dalam segi infrastuktur yang mencakup aspek sosial, budaya, sejarah, dan ekonomi dengan memperhatikan keberlanjutan (sustainable) dan pengaruhnya terhadap lingkungan (ecologis). Pembangunan infrastuktur mencakup didalamnya pembangunan perumahan swasta dan pembangunan pemukiman otonom. Pembangunan perumahan swasta yang dimaksud ialah pembangunan suatu kawasan tempat tinggal penduduk yang telah direncanakan dan dirancang baik dari segi ruang, vegetasi, dan sirkulasinya disertai dengan pengelolaan intensif untuk kepentingan keberlanjutan yang dibangun oleh suatu badan usaha perseorangan/swasta untuk menyediakan tempat tinggal yang nyaman, aman, dan indah dengan basis profit.
Sedangkan pembangunan pemukiman otonom yang dimaksud ialah pembangunan suatu kawasan tempat tinggal penduduk atas dasar keinginan, kebutuhan, dan kemampuan setiap individu dengan atau tanpa ada perencanaan, perancangan, atau pengelolaan yang bertujuan untuk tempat berlindung yang aman dan nyaman sesuai kebutuhan dan kemampuan pada saat itu.
Perumahan swasta pada umumnya dibangun dengan kapasitas yang terbatas dengan hanya menyediakan puluhan tempat tinggal karena dibatasi oleh persediaan luas lahan dan modal. Namun secara psikis memberikan keuntungan yang besar yaitu arsitektural dan penataan tanaman memberikan suasana yang nyaman dan aman membuat pikiran tenang, keteraturan ruang dan sirkulasi mempermudah aktivitas dan aksesibilitas, serta tersedianya fasilitas pelayanan umum seperti masjid, pelayanan kesehatan, dan perbelanjaan untuk mendukung kelancaran aktivitas masyarakat. Pada umumnya perumahan ini ditujukan untuk kalangan menengah keatas, namun tidak tertutup kemungkinan untuk kalangan bawah. Tawaran-tawaran berupa keindahan dan kenyaman inilah yang membuat masyarakat berminat untuk menempati atau beralih atau pindah ke perumahan ini.
Berbeda dengan perumahan swasta, perumahan otonom cenderung tanpa direncana, dirancang, maupun dikelola karena pada dasarnya pembangunan diserahkan kepada pemilik lahan. Pembangunan perumahan otonom tidak memiliki batas selama masyarakat memiliki lahannya masing-masing dan masih ada lahan yang cukup untuk didirikan suatu bangunan. Awalnya hal ini tidak memunculkan masalah karena penduduk belum terlalu banyak, namun jumlah penduduk semakin berkembang dan dapat dikatakan overload sehingga sesempit apapun lahan akan dimanfaatkan untuk tempat tinggal. Prinsip asal-asalan ini yang membuat ketidakteraturan pada kawasan perumahan otonom. Keindahan lingkungan tidak diperhatikan, sehingga suhu menjadi panas karena kurangnya pohon peneduh,  kenyaman berkurang, bahkan karena padatnya penduduk menjadikan kawasan menjadi tempat yang tidak aman.
Kedua jenis pembangunan ini turut mempengaruhi baik buruknya tata ruang di suatu kota atau negara dengan melihat kualitas lingkungan di kawasan tersebut. Perbedaan antara pembangunan perumahan swasta dengan pemukiman otonom jelas terlihat pada ada tidaknya perencanaan, perancangan, dan pengelolaan yang menjadi dasar terbentuknya suatu lingkungan yang ecologis dan sustainable. Bagaimanapun keadaan seseorang, baik dengan perekonomian rendah maupun tinggi, atau masyarakat multibudaya/social pada hakekatnya dalam dirinya menginginkan lingkungan yang aman, nyaman, dan indah yang dapat digunakan secara terus-menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar