Cipt. Nurul Surya Wandani
(19 Oktober
2014)
Ketika
itu aku berdiam...
Diam
menyendiri bersembunyi dibalik selimut biru
Terbayang
di belakang masa ini
Waktu
ku sudah di masa muda ku
Warna-warni,
hitam, abu-abu
Catatan
di benakku hampir termakan debu
Bukan
hitam... bukan abu-abu
Tapi
warna-warni yang syahdu
Begitu
merayu... Sangat merayu
Oh...begitu
merayuku
Ku
usap debu itu perlahan
Dengan
dua jari di dahi
Sambil
berbaring menatap langit
Warna-warni
kusam
Menjadi
berwarna-warni
Warna-warni
pun kian membias
Perasaan
ku sedikit mengintip
Tampaklah
ia...Masa pelangi di masa kecil ku
Ibu
ku seorang pencipta pelangi
Hanya
aku....untuk aku....
Aku
yang selalu kau manja
Di
saat bibir ini meraung
Kau
ayun aku dalam pelukan mu
Ke
kiri dan ke kanan..
Katamu
dengan hati gembira
Anak
ku sayang jangan menangis
Tak
lupa canda dengan suara beralun
Beralun-alun
dan merdu
Rasa
mu pun tak kunjung tipis
Sampai
bibir ku luluh karenamu
Kembali
tersenyum dan tertawa
Rasa
mu tetap terjaga
Sang
pencipta pelangi ku
Perasaan
ku kembali mengintip
Tampak
banyak warna-warni di sana
Begitu
bahagia....Sangat bahagia
Oh....begitu
membahagiakanku
Kau
ada saat aku butuh
Kau
tahu apa yang aku butuh
Aku
yang selalu kau cinta
Aku
yang selalu kau sayang
Aku
yang selalu kau jaga
Aku
yang selalu kau timang
Cinta
mu juga sayang mu
Menjagaku
dalam timang mu
Hanya
aku....untuk aku....
Hilanglah
debu itu
Kini
tinggallah kenangan
Masa
pelangi di masa kecil ku
Masa
kecil di bawah tudung kasih ibu
Ibu...pencipta
pelangi dalam hidup ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar